Judul
Buku : Miss Takakura, Sepotong Cinta dalam Tong Sampah
Penulis : Dewi Liez
Penerbit : Hafamira
Tahun : Mei 2013
Tebal : 218 hal
Takakura adalah pengolahan sampah organik skala
rumah tangga tanpa menimbulkan bau. Metode ini hasil penelitian Mr. Koji
Takakura selama satu tahun di Surabaya. Secara umum takakura berarti daur ulang sampah. (Lebih lengkapnya baca disini1)
Kisah daur ulang sampah inilah yang mewarnai kisah teenlit Miss Takakura. Kiera merasa geram pada Ryuichi. Ryu main tabrak Kiera tanpa minta maaf, menyimpan flashdisk berisi proposal kegiatan hari bumi membuat Kiera kelimpungan, memojokkan Kiera saat presentasi kepedulian lingkungan hidup di depan pejabat sekolah, dan selalu mengajak bertengkar. Namun Ryu yang menyebalkan bisa juga jadi teman yang pengertian saat Kiera patah hati setelah Arga bertunangan.
Pembangunan karakter dalam novel ini mengingatkan pada serial komik dan tv Jepang. Tokoh ceweknya ceroboh, ceria, aktif, dan punya banyak teman. Sebaliknya, tokoh cowok digambarkan misterius, penyendiri, pandai, menyebalkan. Pertemuan dua karakter berbeda inilah yang menggerakkan kisah Kiera dan Ryu berkelindan dinamis. Inspirasi Negeri Sakura cukup kental dalam novel ini. Dialog-dialog ringan Bahasa Jepang terselip dalam percakapan di antara Ryu dan ayahnya karena pernah 13 tahun tinggal di Jepang. Selain itu, Kiera sendiri mendapat julukan Miss Takakura, karena hobinya mendaur ulang sampah jadi kompos pakai metode keranjang takakura.
Meski kental dalam hal karakterisasi, dialog, dan judul berbau Jepang, kisah teenlit ini mengangkat tema abegeh pada umumnya. Selain itu, novel ini mengajarkan cinta lingkungan tanpa menggurui. Tentu dengan gaya khas teenlit yang penuh rasa sejuta warna. Pembaca diajak menyelami perasaan marah, lelah, kecewa, duka, gembira Kiera dan Ryu. Sekaligus mendalami persahabatan, perselisihan, kepedulian, dan kisah cinta ala abg.
Farida Susanty, penulis teenlit ‘Dan Hujan pun Berhenti,’ lima tahun lalu berpendapat teenlit di negeri kita jauh dibandingkan teenlit impor. Teenlit di negeri Paman Sam atau di kerajaan Ratu Elizabeth diperlakukan layaknya sastra tinggi. Karakternya dalam, sisi psikologinya benar-benar dieksplorasi, topik yang diambil pun thought-provoking. Meskipun sekarang teenlit dalam negeri punmulai banyak yang digarap serius 2. Sekarang aku melihat novel-novel teenlit dalam negeri cukup serius dalam eksplorasinya. Salah satunya, novel Miss Takakura ini.
Menyinggung nama Miss Takakura. Judul tersebut terdengar unik dan mewakili kisah dalam novel. Akan terasa beda dan hilang kejepangannya jika judulnya diganti Miss Recycle Bin atau Miss Daur Ulang. Hanya saja kata takakura kurang familiar di telinga remaja umum. Menurut Ibu Ary Nilandari, penggunaan judul bahasa asing boleh saja asalkan relevan, punya alasan kuat, dan memang tidak ada padanannya dalam Bahasa Indonesia. Selain itu, penggunaan bahasa asing tersebut juga digunakan dalam cerita secara konsisten3. Jika melihat kecenderungan remaja masa kini yang menyukai segala hal berbau negeri Sakura dan Ginseng, calon pembaca akan mencomot novel ini dan menimbang untuk dibawa pulang. Kalau judul sudah mentok tidak bisa diubah, di sinilah peran sub-judul sangat penting. Membuat subjudul sama seperti judul, harus mudah diingat, berkesan, langsung menggaet mata dan hati, serta tidak menyinggung kecerdasan pembaca3. Menyisipkan kata ‘tong sampah’ dalam sub-judul dikhawatirkan menimbulkan konotasi negative pada pembaca umum. Akan lebih menarik, saat naik cetak kedua dan seterusnya, sub-judul diganti dengan kata positif semacam: keranjang daur ulang, laboratorium kompos atau padanan lainnya.
Terlepas masalah judul, isi buku ini mengupas kisah cinta remaja dengan cerdas. Di balik karya cerdas, selalu ada penulis dengan mata pena berlian di belakangnya. Dewi Liez adalah staf laboratorium pengolahan limbah. Selain itu, dia sudah melahirkan beberapa antologi cerita dan buku panduan. Tak heran, meski ini sebuah novel perdana, hasilnya ringan dibaca sekaligus berisi. Cocok untuk kudapan di akhir pekan yang bergizi.(*)
Referensi:
1.
2012. Mengolah Sampah dengan Metode
Takakura. Source: http://www.pan-tambunselatan.com/2012/04/pengolahan-sampah-dengan-metode_01.html
2.
Asrori, Mochammad. 2008. Menyongsong Era
Teenlit Berbobot. source: http://warungfiksi.net/menyongsong-era-teenlit-berbobot/
3.
Nilandari, Ary. 2013. Tips Memilih Judul
yang Tepat. Source: http://arynilandari.wordpress.com/2013/06/17/tips-memilih-judul-yang-tepat/
Baca juga Resensi ini:
Resensi Novak Sekotak Cinta untuk Sakinah
Resensi Peti Misterius
Resensi Tanaman Monster
Resensi Rahasia Lukisan
Resensi Me and Lionell Messi
Resensi Keajaiban Ibadah
Resensi Miss Takakura
Resensi Finding You
Resensi Peti Misterius
Resensi Tanaman Monster
Resensi Rahasia Lukisan
Resensi Me and Lionell Messi
Resensi Keajaiban Ibadah
Resensi Miss Takakura
Resensi Finding You
No comments:
Post a Comment