
JUDUL
BUKU : MISTERI BUNGA MATAHARI
PENGARANG : ERNA FITRINI
PENERBIT : DAR! MIZAN
TAHUN
TERBIT : MARET 2013
TEBAL : 140 HLMN
Misteri Bunga Matahari adalah novel
detektif anak. Ceritanya tentang persiapan Afief dan Giana mengikuti pameran
dan lomba tembikar. Ada hal aneh yang membuat sifat curigaan Giana terusik. Motif
bunga matahari dalam buku tembikar Afief tidak pernah sukses digambar dan selalu
berakhir dengan pensil patah. Seakan-akan ada hal mistis dalam gambar itu.
Selain itu, Bre, tetangga baru Afief sangat misterius. Yang lebih aneh, buku tentang
tembikar milik Afief menghilang menjelang lomba. Tentu saja Afief bingung apa
yang harus dia lakukan untuk menghadapi lomba.
Kesan membaca bab awal novel ini seperti
membaca misteri Goosebumps atau Fear Street. Jika dirunut hingga akhir, ini
adalah cerita detektif. Laiknya novel detektif, buku ini mengajak pembaca jeli
membaca kasus, mengikuti pengintaian, mengumpulkan bukti-bukti, menyimpulkan
petunjuk dan memecahkan kasus. Kalau diteliti alurnya, penulis tidak sepenuhnya
mengikuti kaidah penulisan cerita detektif kebanyakan.
Dalam kisah-kisah detektif pada umumnya,
pada bab pertama tokoh utama langsung bertabrakan dengan kasus. Kejadian itu akan
mengarahkan tokoh utama pada kecurigaan dan penetapan tersangka. Dalam Misteri
Bunga Matahari, teori itu dimundurkan. Kasus baru muncul di bab kelima. Afief
mengalami kasus kehilangan barang-barang. Beberapa hari kemudian barang itu
akan muncul di tempat lain. Lambatnya kemunculan kasus utama rawan menimbulkan
tanda tanya pembaca: sebenarnya ini cerita detektif atau cerita mistis?
Meski pemunculan kasus utama baru
terjadi di bab lima, hal itu tidak menyebabkan alur cerita berjalan lambat.
Sejak awal pembaca sudah disuguhi rangkaian peristiwa yang membangun rasa
penasaran pembaca. Misteri tersebut merupakan petunjuk-petunjuk yang akan
terjawab di akhir cerita. Misteri pertama adalah motif bunga matahari yang
susah digambar. Misteri kedua adalah tetangga baru bernama Bre, yang tidak tertarik
membuat gerabah tetapi tahu banyak tentang gerabah. Misteri ketiga tentang pengintaian
terhadap Bre yang berujung kecelakaan Giana. Misteri keempat adalah foto yang
dilihat Giana saat di rumah sakit.
Pakem lain yang berani digeser novel ini
adalah pengintaian. Biasanya, tindakan pengintaian untuk mencari bukti kuat
keterlibatan tersangka, dilakukan di tengah cerita atau mendekati akhir cerita.
Dalam novel ini, pengintaian dilakukan
sebelum kasus terjadi. Giana baru pertama kali bertemu tokoh misterius dan
memutuskan menyelidikinya karena satu keanehan. Idenya menarik, tapi alasan
pengintaian perlu diperkuat lagi. Sehingga tidak sampai terbetik kesan penulis tergesa
memunculkan tokoh misterius karena tokoh itu harus diadakan.
Tujuan
pengintaian dini tersebut untuk menanamkan doktrin bahwa tokoh misterius itu perlu
dicurigai sejak awal. Dan
upaya memunculkan tokoh misterius seperti ini cukup berhasil membuat pembaca
terfokus hanya pada satu tersangka. Saat kasus mencuat, pembaca tanpa ragu langsung
mencurigai tokoh yang dimaksud. Di sini penulis cukup konsisten membangun
kecurigaan dan mengarahkan petunjuk penyelidikan pada tokoh misterius. Memunculkan
tokoh misterius yang dilakukan penulis mengingatkan pada cara Dan Brown atau JK
Rowling mengecoh pembaca. Membangun karakter mencurigakan di sepanjang cerita. Saat
tiba di akhir penyelidikan, membalik semua kecurigaan pada karakter yang tidak
pernah sekalipun diwaspadai.
Ciri khas novel detektif adalah membuat
pembaca penasaran, sekaligus menebak-nebak pelaku kejahatan. Penulis novel ini
cukup taktis menyelipkan dan menebar petunjuk. Baik petunjuk jebakan yang
mengarahkan pada tersangka bayangan. Maupun petunjuk-petunjuk kunci yang
mengarahkan pada pelaku sebenarnya. Petunjuk kunci pertama adalah motif bunga
matahari yang selalu membuat alat gambarnya patah. Petunjuk kunci kedua yaitu cara
jalan dan gaya berpakaian pekerja di bengkel tembikar.
Keberhasilan novel detektif terletak
pada ending cerita. Saat pembaca menemukan rasa penasaran mereka terjawab dalam
satu kejadian tak disangka. Pembaca akan gemas menyusun kembali
petunjuk-petunjuk yang terlewatkan dan memasang semua puzzle dengan puas.
Misteri Bunga Matahari menutup segala misteri dengan baik: siapa pelaku
sebenarnya, mengapa Bre paham segala sesuatu tentang tembikar, dan mengapa
cetakan motif bunga matahari membuat pensil selalu patah. Di sinilah pesan
moral tersampaikan dengan halus: selalu ada penjelasan di balik mitos dan
takhyul.
Novel anak ini dilengkapi dengan
ilustrasi hitam putih. Bagus untuk membangkitkan ketertarikan baca novel bagi
pembaca SD yang masih tergantung pada media visual. Yang mengecoh adalah
ilustrasi covernya, terkesan serem. Padahal cerita ini tidak ada hubungannya
dengan perburuan di hutan angker. Atau perkelahian menjinakkan manusia
serigala. Jangan takut untuk mengintip isi bukunya. Seting ceritanya tidak jauh-jauh
dari bengkel tembikar, perumahan dan jalan raya. Selain itu cerita ini mengenalkan
proses pembuatan tembikar sebagai keterampilan yang unik.
Untuk melengkapi ulasan buku ini, kukulik sedikit tentang penulisnya. Erna Fitrini menggeluti dunia tulis menulis sejak SMP. Cerpen dan novelnya bertebaran di majalah anak dan nangkring di toko buku. Jadinya dia paham bagaimana mengolah novel
detektif yang mudah dicerna oleh anak-anak sampai titik akhir cerita. Selamat menikmati puzzle peristiwa dalam novel detektif terbarunya. (*)
![]() |
Resensi ini diikutkan dalam pesta resensi Komunitas Penulis Bacaan Anak Mei 2013
Semoga Forum PBA terus berkembang dalam memajukan dunia literasi anak Indonesia.
Cermis Bobo: Teman Perjalanan Misterius
Cerpen Bobo: Kejutan yang Tak Terduga
Ebook: Bermain Bersama Oscar
Cerpen Bobo: Kejutan yang Tak Terduga
Ebook: Bermain Bersama Oscar
Baca juga Resensi ini:
No comments:
Post a Comment