Monday 14 July 2014

[RESENSI RAHASIA LUKISAN


Judul   :  Rahasia Lukisan
Penulis : Djokolelono
Penerbit: Kiddo
Tahun  : 2014
Tebal   : 127 hal

Djokolelono is back. Siapa yang tak kenal penulis ini, atau setidaknya buku-buku seri yang diterjemahkannya di buku-buku seri Mallory Towers atau seri Little House. Penulis buku anak-anak ini aktif berkarya sejak tahun 1970an. Buku-buku yang pernah diterbitkan oleh Pustaka Jaya adalah Serial detektif Astrid juga beberapa novel fiksi ilmiah Penjelajah Antariksa, dan novel anak berlatar belakang sejarah Indonesia. Para generasi millennia tentu belum banyak membaca karya-karya masterpieces beliau. Beruntunglah penerbit Kiddo memiliki inisiatif menerbitkan ulang novel-novel seru Djokolelono. Novel pertama yang diterbitkan kembali mulai tahun ini diberi label serial weird and wicked. Judulnya adalah Rahasia Lukisan.


Ryan mengalami kesedihan bertubi. Awalnya, sang Bunda pergi meninggalkan dunia karena sebuah kecelakaan. Kesedihan itu mempengaruhi tak hanya membuat sedih Ryan. Namun juga Pak Himawan, ayahnya yang seorang pelukis terkenal dengan karya senilai emas permata.

Ayah Ryan memutuskan berhenti melukis. Dia tak mampu lagi membuat lukisan-lukisan yang hidup seperti sebelumnya. Lagi pula, dia ingin menghabiskan hari-harinya bersama putra satu-satunya itu.

Karena keputusan ayahnya, Ryan mendapat kesedihan kedua kalinya. Ia menemukan sang Ayah tergeletak pingsan dengan kepala berdarah di galeri lukisan. Rupanya, ada maling yang membobol galeri ayahnya. Sebuah lukisan berjudul SENJA BIRU DI LOSARI hilang. Dalam igauannya, ayahnya meminta Ryan mencari lukisan itu.

Ryan yang sedih, Ryan yang terluka, berjanji pada ayahnya untuk menangkap pencuri lukisan kenangan paling berharga keluarganya. Di tengah pencariannya, Ryan malah tersedot masuk ke dalam salah satu lukisan di galeri ayahnya.

 Novel yang ditulis tahun 1971 ini, meski dibaca sekarang tak terasa jadul. Penulis dan editornya bekerjasama dengan baik merewrite novel ini sehingga tetap segar dan renyah dibaca generasi berapa pun. Dari novel ini kita bisa melihat tips menulis ulang novel jadul menjadi update dan menarik. Yang pertama adalah mengganti kaver. Kedua adalah me-layout halaman perhalaman novel semenarik mungkin dibaca anak-anak. Yang ketiga, mengubah beberapa ikon yang tren di tahun 70an dengan ikon yang tren saat ini. Misalkan di halaman 70, penulis menyebutkan judul sinetron yang mirip dan baru muncul di tahun 2010an. Yang keempat, menambahkan file pengetahuan di akhir cerita. Fungsinya tentu saja untuk mengisi kepala pembaca tak hanya dengan hiburan dan imajinasi tetapi juga ilmu penting dan menarik. Bukankah penyair Italia, Horatius, berkata bahwa novel yang baik bisa memberikan unsure ganda:  dulce et utile, menghibur dan memberikan manfaat/makna. Weird and wicked file di lembaran akhir memberikan fakta dan sejarah lukisan dengan gambar unik yang menggelitik.

Untuk novel anak hasil tulisan ulang Eyang Djokolelono ini menurut saya sempurna untuk sebuah novel anak. Ada satu kekurangan dari novel ini yaitu ending yang terlalu singkat. Penyelesaian pada tokoh pelaku pencurian, saya kira sudah pas namun kurang berat lagi secara hukum. Namun kekurangan tersebut tidak terlalu signifikan dibanding cantiknya alur dan petualangan Ryan di dunia lukisan. Sekali lagi, saya ucapkan selamat datang kembali Eyang Djokolelono di kancah novel anak-anak era millennium ini.(*)

Baca juga cerpen dan dongeng berikut:

2 comments:

Unknown said...

terima kasih, fifa dila, resensinya membuat kepalaku besar sekali -- sampai peci nomor 11 kesempitan! kamu juga yg rajin nulis ya!

Unknown said...

Siap...Eyang Djoko ^_^