Cerpen Bobo no. 14 Kamis, 10 Juli 2014
RUMAH MISTERIUS
*FiFadila*
Damar
mengayuh sepedanya cepat-cepat. Dia takut terlambat sekolah. Padahal itu hari
pertama setelah libur semester. Biasanya dia berangkat jam enam. Tiba di
sekolah sepuluh menit sebelum masuk. Pagi ini dia baru bangun pukul enam.
Pasalnya selama seminggu liburan kemarin dia bantu Bapak panen padi. Alhasil, dia
ingin tiduran terus rasanya. Sayangnya Ibu tidak setuju dia bermalas-malasan.
Sekolah harus jadi nomer satu.

Damar bergidik. Namun, jam sudah
menunjukkan pukul tujuh kurang limabelas. Dia menghilangkan rasa takutnya
dengan mengayuh rodanya secepat kereta. Astaga, bau masakan apa ini? pikiran
Damar berpacu. Dia semakin mengayuh sepedanya secepat jet. Saat di tikungan,
Damar tidak bisa menguasai sepeda.
Bruak.
Sepeda Damar menabrak pohon pisang. Damar terguling di sebuah kebun. Saat
bangun, Damar berada di sebuah ruangan. Telapak tangannya dan lututnya sedikit lecet.
Nampaknya seseorang telah mengolesnya obat kuning mengilat.
“Ah, sudah siuman rupanya. Kau bersepeda
seperti pembalap kalap. Untung saja kau jatuh di tanah yang baru kugemburkan.
Kalau kau jatuh di kebun nanasku, bisa luka parah kulitmu.”
Seorang bapak berusia sekitar 50
tahun masuk ruangan. Dia berjenggot panjang dan berjubah putih. Damar gemetaran.
“Aku Pak Ublik, pemilik rumah ini.”
“A-apa a-aku di rumah tua?” Damar
bergidik ngeri. Apalagi tercium kuat aroma masakan yang membuatnya gelisah sejak
tadi.
“Tidak
usah takut. Kamu tidak perlu bayar biaya obatnya,” gurau Pak Ublik. Dia membuka
tutup nampan di meja kecil samping Damar. “Cobalah nasi biryani buatanku.”
Aroma
nasi kuning pekat membuat perut Damar berbunyi. Rasa takutnya hilang. Yang dia
ingat, waktu berangkat tadi belum sempat sarapan. Tanpa disuruh duakali Damar
mnghabiskan makanan di atas nampan. Damar tidak pernah menikmati nasi seenak
itu.
Pak
Ublik bercerita panjang lebar pada Damar. Dia pernah merantau sebagai juru
masak di Timur Tengah tigapuluh tahun lalu. Sepuluh tahun berikutnya dia
kembali ke desanya. Dia mendapat warisan rumah tua yang dia renovasi sebagai rumah
makan. Awalnya rumah makan itu banyak pengunjung. Apalagi daerah itu jalan
pintas menuju kota. Namun sejak lima tahun lalu tempat itu sepi. Pemerintah
sudah memperbaiki jalan propinsi dan membangun jembatan besar menuju kota. Semua
penduduk sekitarnya pindah ke pinggir jalan utama.
“Mengapa Bapak tidak ikut pindah?”
“Hanya ini satu-satunya rumah Bapak.
Bapak sudah mencoba bekerja di kota tapi tidak ada yang menerima. Para pemilik hotel
dan restoran kota lebih membutuhkan koki masakan Cina. Jepang, dan Barat. Sejak
itu Bapak lebih suka tinggal di sini dan berkebun. Apalagi istri bapak
sakit-sakitan. Dia meninggal setahun lalu.”
Damar merasa kasihan dengan Pak
Ublik. Sepertinya dia kesepian. Tiba-tiba Damar teringat sesuatu.
“Kantin sekolah kami tutup karena juru
masaknya pindah tiga bulan lalu. Kepala Sekolah pasti mau menerima Bapak.”
Pak
Ublik tidak keberatan mencoba usul Damar. Dia berangkat bersama Damar ke
sekolah. Dia menjelaskan terlambatnya Damar kepada Kepala Sekolah. Dan juga
melamar pekerjaan sebagai juru masak kantin sekolah. Betul perkiraan Damar,
Kepala Sekolah senang bertemu Pak Ublik. Apalagi nasi biryani yang dibawanya
sangat enak. Damar melihat sinar haru di mata Pak Ublik.
“Terimakasih,
Damar. Bapak merasa keahlian masak Bapak berguna lagi.”
Ada kejadian mencengangkan keesokan
harinya. Pak Ublik memberitahu bahwa jembatan kayu tua tak jauh dari rumahnya
semalam putus dan hancur. Damar tercengang. Kalau saja dia tidak terjatuh menabrak
pohon pisang. Dia tidak akan berkenalan dengan Pak Ublik dan masakan lezatnya.
Saat Damar menunjukkan letak pohon pisang yang dia tabrak, pohon itu sama
sekali tidak ditemukan. Misterius, sungguh misterius, pikir Damar. Apakah pohon pisang itu hanya muncul untuk
mencegah seseorang melintasi jembatan kayu tua?(*)
Baca juga cerpen dan dongeng ini:
Dongeng Rahasia Guri
1 comment:
Ceritanya bagus banget.. Pak Ublik ditakdirkan bertemu Damar dengan cara misterius, tapi akhir kisahnya indah. Pak Ublik bisa berkarya lagi dengan masakannya 🍽
Post a Comment