Sutradara | Rich Moore |
---|---|
Produser | Clark Spencer |
Skenario | Phil Johnston Jennifer Lee |
Cerita | Rich Moore Phil Johnston Jim Reardon |
Pemeran | John C. Reilly Sarah Silverman Jack McBrayer Jane Lynch |
Musik | Henry Jackman |
Penyunting | Tim Mertens |
Studio | Walt Disney Animation Studios |
Distribusi | Walt Disney Pictures |
Tanggal rilis |
|
Durasi | 101 menit |
Negara | Amerika Serikat |
Kreatifitas
pekerja film: baik penulis, animator, dubber, editor, dll-nya benar-benar
bersaing ketat sekarang. Cerita yang biasa-biasa saja tidak akan dilirik oleh
penonton. Tema pada cerita anak-anak memang tidak ada yang berubah: jadilah
anak yang baik. Bedanya hanya pada keunikan kemasan. Coba lihat film kartun
anak Wreck-It-Ralph.
Tokoh centralnya
adalah
Ralph salah satu tokoh jahat di game Fix-It-Felix. Dia bosan jadi tokoh jahat
yang tidak disukai, jadilah dia bercita-cita
ingin jadi baik, ingin dapat medali, ingin punya teman. Penghalangnya adalah system game: tidak pernah ada tokoh jahat yang
mendapat medali, jika dia mengambil alih medali dari game lain otomatis
dianggap game tersebut bervirus dan rusak jadi permainan harus tutup. Kejatuhannya saat dia pulang ke gamenya
sendiri bukannya mendapat pujian malah semakin dibenci karena semua penghuni
pergi akibat permainan out of order. Yang mengubah
cara pandangnya adalah si Glitch di game tetangga. Ralph telah merusak
mobil yang dibuat bersamanya karena menganggap bahwa Glitch adalah tokoh
antagonis, namun ternyata ada sesuatu tersembunyi di game tersebut. Lika-liku Ralph memperbaiki semua yang
telah dia rusak sangat penuh kejutan. Ternyata game fairy-racing telah dirasuki
sosok turbo dari racer game lain. Di sisi lain ada bahaya telur kumbang yang
dibawa masuk Ralph diawal cerita tadi. Ralph harus memperbaiki semua yang dia
rusak: menghancurkan kumbang-kumbang predator yang telah menetas. Endingnya Ralph punya akal membuat
kumbang-kumbang mati termasuk racer turbo. Setelah itu dia membantu Glitch
menyelesaikan finish dan berubah kembali jadi the racer princess. Ralph pun dianggap
sebagai pahlawan membasmi turbo di game fairy racing. Di gamenya sendiri, Ralph
disambut dengan baik oleh penghuni apartmen yang dirusaknya. karena tanpa Ralph,
game Fix-It-Felix tidak bisa jalan.
Pesan
yang disampaikan cerita ini sebenarnya sederhana: terimalah keadaanmu apa
adanya, be proud of yourself.
Uniknya, cerita ini dibungkus dengan ide yang menarik. Tokohnya diambil dari
prototype tokoh jahat yang selalu dibenci, terbuang dan sendirian. Ralph telah
diprogram sebagai tokoh penghancur. tidak akan pernah mendapatkan medali yang
hanya diprogram untuk pemenang. Ada sesi konsultasi curhat antar tokoh jahat
games. Semboyan atau kalimat affirmasi mereka adalah: Im bad guy, and that’s good. I never be good, and that’s not bad.
There’s no one bad rather than me. Penulis naskahnya pinter membuat permainan
kata-kata. Meskipun diprogram sebagai sebagai penjahat dalam game, Ralph
ternyata juga tokoh kartun biasa yang ingin dipuji.
Teman-teman
sesama penjahat games mengingatkan Ralph untuk menerima keadaannya sebagai
penjahat. Terprogram sebagai tokoh jahat bukan berarti mereka jahat. Jika Ralph
tidak puas dan menyalahi programnya, maka game-nya akan rusak. Apalagi jika
melakukan turbo—yaitu tindakan mengambil alih game lain dan beralih peran.
tidak hanya gamenya yang dianggap rusak, game lain pun bisa terancam tutup karena
dianggap kemasukan virus. Tapi memang sudah sifat dasar manusia—eh, tokoh
kartun—diperingatkan orang lain saja tidak mempan. Ralph belum puas dengan
keadaannya. Pengalamanlah yang akan menjadi guru terbaik bagi sang tokoh untuk
mengubah cara pandangnya: bahwa terprogram menjadi penjahat bukanlah sebuah hal
buruk.
Seting
ceritanya unik: di sebuah toko game station. Para tokoh game dalam kotak bisa
berpindah dan saling berkunjung ke game tetangga melalui sirkuit kabel yang
saling berhubungan. Seting game yang menjadi pusat jalannya cerita ada tiga:
game Fix-It-Felix Jr, Hero's Duty, dan Sugar Rush. Lagi-lagi, imajinasi penulis
cerita terlihat kreatifitasnya. Dunia game station yang hanya sebuah kotak
ternyata memiliki sisi lain di luar game. Tiga game yang berbeda bisa dijadikan
satu: game tukang, game pemburu, dan game balapan peri permen. Tiga game yang kacau,
hancur lebur, dianggap rusak, bisa ditemukan titik pemecahannya sampai tuntas
di game fairy-racing.
Satu
pertanyaan usil: kenapa adegan pengembalian gold medal dari Ralph ke warior
tidak dishot? Memang tidak ngaruh apa-apa dalam cerita. Toh medalinya terakhir
sudah ada di Ralph. Mau diapain juga terserah. Yang jelas kalau tidak
dikembalikan ke tempatnya, game pemburu mau memburu apaan. (*)
Baca juga cerpen dan dongeng ini:
Baca juga cerpen dan dongeng ini:
1 comment:
testing
Post a Comment