Monday, 19 August 2013

SEKOTAK CINTA UNTUK SAKINAH


Judul Buku      : Sekotak Cinta untuk Sakina
Penulis             : Irma Irawati
Penerbit           : Qibla
Tebal               : 126 hlm
Tahun Terbit    : Juli 2013


Sakina manyun. Papa Sakina pindah kerja ke Jakarta. Mama mendaftarkan Sakina ke pesantren, agar sekolahnya tidak keteteran. Apa sih menariknya pesantren? Sepi, tidak ada tv, fasilitasnya tidak keren, tidak ada kegiatan semenarik les piano atau les bahasa asing. Kalau dia sakit, Mama tidak ada untuk merawatnya. Sakinah tidak mau berlama-lama di pesantren. Satu semester saja cukup sudah. Tapi rasa kesal Sakina sedikit demi sedikit hilang. Ternyata ada banyak hal di pesantren yang menawan hatinya. Dia diijinkan memelihara seekor ayam yang membuatnya rajin bangun pagi. Yang paling penting, hafalan Quran Sakinah pun bertambah banyak dibanding hafalan sendiri. Sampai suatu hari, Sakina bertemu dengan gadis cilik yang mengubah segalanya.

Untuk sebuah novel realistik, novel ini memberikan sebuah kebaruan cerita pada anak-anak. Yaitu gambaran menarik tentang pondok pesantren untuk anak putri. Dibandingkan sekolah plus, pesantren bisa dibilang tidak memiliki fasilitas lengkap. Namun dalam kesederhanaannya,pesantren memupuk satu pelajaran yang tidak ada di sekolah lainnya, yaitu kemandirian.  

Novel ini mengingatkan pada novel berseri Enid Blyton, Gadis Paling Badung di Sekolah. Tema universalnya sama. Seorang bocah yang selalu dikelilingi fasilitas lengkap tiba-tiba harus sekolah di tempat yang tidak dia sukai. Bedanya, pada Si Badung, konflik timbul dan terselesaikan karena benturan antar karakter-karakter yang berbeda. Pada novel Sakina, konflik terjadi karena situasi yang akhirnya mengubah cara pandang tokoh utama.

Contoh singkatnya seperti ini. Pada kisah si Badung, Elizabeth berteman dengan Jane yang rapuh. Si badung dengan keras kepala melanggar peraturan demi sahabatnya. Konflik yang terjadi antara Elizabeth, Jane dan pihak sekolah akhirnya mengerucut pada satu jalan keluar. Sedangkan pada novel Sakina, Sakina bertemu dengan Lana. Dengan kepekaan dan empatinya, Sakina terbawa pada situasi tercerahkan oleh sosok yatim piatu yang bersemangat tinggi. Meskipun tema yang diusung mirip, beda penulis beda pula pengemasan novel dan konfliknya. Masing-masing novel memiliki sisi menarik berdasarkan budaya dan pengalaman penulisnya.

Dengan gaya bertutur sederhana, novel Sekotak Cinta untuk Sakinah ini cocok sebagai hadiah buat putra-putri tercinta. Diharapkan bisa menambah pengetahuan anak-anak tentang dunia pesantren. Dan menjadi cermin agar anak tidak gampang termanjakan oleh fasilitas yang serba lengkap dan instan. Selain itu, novel ini menumbuhkan rasa cinta Quran dan mendorong anak-anak menjadi hafidz/hafidzah sejak dini. (*)

No comments: